Makanan tradisional merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan budaya suatu bangsa. Keberagaman makanan tradisional juga mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang harus dilestarikan. Namun, sayangnya, banyak makanan tradisional yang kini terancam punah akibat berbagai faktor seperti perubahan gaya hidup, globalisasi, dan modernisasi. Oleh karena itu, penting untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan kuliner ini agar tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Salah satu makanan tradisional yang terancam punah adalah "papeda" dari Papua. Makanan ini terbuat dari sagu yang disajikan dengan ikan tongkol atau kuah kuning. Proses pembuatannya yang membutuhkan kesabaran dan keahlian khusus membuat makanan ini semakin jarang ditemui. Selain itu, "botok-botok", makanan khas Jawa Tengah yang terbuat dari ikan dan rempah-rempah yang dibungkus daun pisang juga menjadi sebuah kelezatan yang perlahan dilupakan oleh masyarakat.
Keanekaragaman kuliner Indonesia juga terlihat dari beragamnya makanan tradisional di setiap daerah. Seperti "ikan bakar" Betawi dan "kerak telor" yang semakin sulit ditemui di tengah serbuan makanan cepat saji. Begitu pula dengan "es doger" khas Bandung yang semakin sulit ditemui di kota besar.
Untuk melestarikan makanan tradisional ini, diperlukan peran aktif dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Peningkatan kesadaran akan pentingnya melestarikan makanan tradisional juga perlu dilakukan, baik melalui kampanye-kampanye publik maupun pengenalan kembali makanan tradisional ini kepada generasi muda.
Warisan kuliner adalah bagian tak terpisahkan dari identitas suatu bangsa. Melestarikan makanan tradisional merupakan upaya untuk mempertahankan keberagaman budaya dan kuliner, serta juga sebagai bentuk penghargaan terhadap leluhur yang telah menciptakan makanan-makanan ini. Semoga dengan upaya bersama, makanan tradisional yang kaya akan nilai sejarah dan budaya ini dapat terus dijaga keberadaannya dan tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.